Selasa, 27 Desember 2011

UIS BUSANA ADAT KARO

Uis  (Kain Karo)  banyak sekali  bentuk  dan motifnya  walaupun namnya satu dapat  saja motifnya  berbeda- beda , dan terus berkembang  sesuai zaman  (model). Namun demikian  setiap nama kain  mempunyai tempat dan arti  ttersendiri  pada sipemakai.

Jenis-Jenis Uis  (kain  adat):

1. Uis Arinteneng: Warnanya hitam  agak hitam pekat , karena kain ini dibuat dari  benang  kapas  yang dicelup  dengan sejenis  bahan yang  warnanya hitam (proses tradisional), dalam  bahasa Karo disebut  Ipelabuhken.  
Pemakaiannya : Kain ini dipergunakan  dalam acara pesta pekawinan  yaitu pada waktu  emas kawin  diserahkan  kain ini  dipakai  alas pinggan  pasu . Pinggan Pasu  (piring) , yang  bentuknya cekung  dan lebih besar  dari dari piring biasa , warnanya putih  dan piring ini  biasanya punya makna tersendiri.

 2. Uis Gatip: Warnanya hitam  dan berbintik bintik, pitih ditengah, tepian kain warna hitam pekat  dan ujungnya  terjalin dan  berumbai. Jenis kainnya agak rebal hingga disebut juga uis kapal  (kain tebal). Proses pembuatannya  juga masih tradisionil. 
Pemakaiannya : Dipakai sebagai ose  oleh laki- laki  dan pada upacara - upacara perkawinan adat, memasuki rumah baru, guro- giro aron ( pesta muda- mudi )  dan sebagainya .

3. Uis jongkit : Warna dan bahannya sama dengan  uis gatip , hanya saja  uis jongkit  ditengah- tengah  kain memakai  benang emas  yang moti melintang  melintang  pada kain  tersebut , hingga warna dan  bentuknya  lebih cerah.
Pemakaiannya :  pemakaiannya  sama seperti  uyis  gatip , kain ini sekarang lebih disenangi  dan banyak dipakai  pada upacara - upacara  adat.

4. Uis Beka Buluh : Warna dasar  kainnya  merah cerah , bagian tengah  bergaris kuning  ungu , putih  dan  pada  tepian  kain  motif- motif  Karo  dengan  benang emas , demikian juga pada ujung kain .Kain ini  dipakai sebagai  Bulang ( penutup kepala / topi )  pada  laki- laki  dan dipakai  juga sebagai  cekok- cekok ( penghias bahu )  yang diletakkan  sedemikian rupa  pada bahu laki- laki . Kain ini juga biasa diletakkan  di atas tudung wanita .

5. Uis Kelam Kelam : Warnanya hitam  pekat, bahan kainnya  lebih tipis  dan polos  tanpa motif . Sepintas seperti  kain hitam  biasa, hanya  kain ini  lebih keras  karena proses  pembuatannya  juga masih tradisionil. 
Pemakaiannya : Dipakai oleh wanita  sebagai tudung  pada upacara - upacara  adat , tudung yang bahannya  dari uis kelam- kelam  disebut  " Tudung Teger  Limpek  " , bentuknya  khas dan unik . Proses pembuatannya  Tudung  ini  memmang sangat unik , hingga sekarang  tidak semua orang dapat membuat tudung ini. 

6. Uis  Julu: Kain ini tebal  seperti   kain jongkit / gatip,  warnanya hitam  kebiru- biruan, tepian kain hitam dan ujungtnya  berumbai. 
Pemakaiannya :  Dipakai  oleh wanita  sebagai abit ( kain sarung / kampuh  pada  upacara - upacara  adat.

7. Uis Gara:  Warnanya merah tua , dan  ada juga  yang bergaris- garis  kecil warna putih  di tengah. Tepian  kain warnanya  merah tua  dan ujungnya  berumbai, dan sebagian kain ini  memakai benang emas , kain ini jenisnya  agak tebal dan sekarang  sudah banyak motif- motif baru.
Pemakaiannya : Dipakai sebagai  tudung oleh wanita, yang tidak  memakai beang  emas biasanya dipakai oleh wanita-wanita  sehari-hari  sebagai penutup  kepala  di desa. Dan  yang memakai  benang emas dipakai juga pada upacara-upacara  pesta adat  sebagai tudung, dan bentuknya  lebih pendek  dari tudung  teger limpek. Proses  pembuatannya  juga sama dengan  teger  limpek  hanya ini  lebih sederhana.

8. Uis Teba: Warnanya hitam kebiru-biruan dan bergaris-garis putih, tepian kain hitam dan ujungnya  berumbai, tebal kain hampir  sama dengan uis gara. Proses pembuatannya juga masih trasisionil.
Pemakaiannya :  bisa dipakai  sebagai tudung  oleh wanita  yang sudah tua ( Buka Singuda- nguda ) dan juga  sebagai maneh maneh  (tanda mata)*  dari wanita yang sudah tua  meninggal  untuk kalimbubunya  (garis ayah)  atau  asalnya. 

9. Uis Ujung-ujungen : Warnanya  oleh wanita bersulamkan  benang emas  dan kedua ujungnya berjumbai benang emas, kain  ini tidak selebar kain yang lainnya, bentukknya  hampir sama dengan selendang. 
Pemakaiannya : Dipakai oleh wanita dan biasanya letaknya di atas  tudung dan rumbainya terletak disebelah depan. Pada saat sekarang  kain ini jarang  digunakan, dan diganti  oleh uis  beka buluh .

10.Uis Nipes :  Kain ini  jenisnya  lebih tipis  dari kain - kain lainnya   dan bermacam- macam  motif  dan warnanya (merah,  coklat, hijau, ungu) dan sebagainya .
Pemakaiannya :  Sebagai selendang  bagi wanita. Masih banyak lagi  nama- nama  kain yang  yang tidak disebuitkan, namun kain-kain diataslah yang selalu dipergunakan pada upacara-upacara  adat.

A. OSE PENGANTIN  :   

1. Pakaian ( OSE ) Pengantin  Pria:
a. Uis Nipes / Beka  Buluh, untuk bulang-bulang
b. Sertali, untuk  hiasan bulang-bulang  dan kalung
c. Rudang-rudang, hiasan bulang-bulang
d. Gelang sarong, hiasan tangan kanan
e. UIs Arinteneng / Julu, sebagai gonje
f.  UIs remas-remas, sebagai kadang- kadangen
g.  Uis Nipes, sebagai cengkok- cengkok
h.  Ragi Jenggi , sebagai  ikat pinggang
j.  Cincin  Tapak gajah , sebagai  hiasan jari 

2.  OSE Pengantin Wanita:
a. Kelam- kelam, sebagai tudung (teger  limpek)
b. Uis  remas-remas, sebagai  jujungen

c. Sertali, sebagai hiasan tudung dan kalung
d. Anting- anting  kodang- kodang , sebagai cimberah
e. Uis Arinteneng, sebagai  abit (sinjang)
f. Uis Nipes, sebagai langge-langge

B.  Ose Orang  Tua  Pengantin terdiri dari:
  
1. Ose  Ayah (Bapa) 
a. Uis Nipes / Beka Buluh, sebagai  bulang-bulang
b. Uis Arinteneng,  ebagai gonje
c. Uis Remas- remas, sebagai  kadang- kadangen,
d. Uis Nipes, cengkok-cengkok
e. Raigi Jenggi, sebagai ikat  pinggang (benting) 


2. Ose  Ibu  (Nande):
a. Kelam-kelam,  sebagai tudung (Teger limpek)
b. Uis rambu- rambu, sebagai junjungen
c. Uis Arinteneng, sebagai abit
d. Uis Nipes, sebagai langge- langge

Tidak ada komentar:

Posting Komentar